Sabtu, 14 Mei 2011

Battle Los Angeles: Perang Besar Mempertahankan Bumi


 

Kebijakan pemerintah terhadap industri film impor mengakibatkan berkurangnya pasokan film asing baru di negeri ini. Dampak terbesar dari kebijakan tersebut adalah gagalnya penayangan beberapa film dengan nama besar, seperti Battle Los Angeles. Bila Anda sempat melihat trailer film tersebut, tentunya Anda termasuk kalangan yang menunggu film ini ditayangkan di Indonesia. Beragam adegan perang yang seru dan efek yang keren dijanjikan akan menghiasi film tersebut. Oleh karena itu, gagal tayangnya film ini pasti membuat Anda kecewa, bukan? Jangan khawatir! Anda dapat mencoba memainkan game yang menggunakan tema film ini!
Namun, muncul satu pertanyaan utama sebelum game ini dimainkan; apakah kutukan game yang menggunakan tema film layar lebar juga menjangkiti game ini? Para gamer yang telah lama malang melintang di dunia game tentu mengetahui dengan pasti kutukan ini. Game yang menggunakan tema film selalu jelek! Hampir sama seperti film yang menggunakan tema game! Bila Anda telah membaca ulasan mengenai 10 film adaptasi game terburuk, pasti setuju dengan pendapat ini. Persoalannya adalah apakah game ini juga terjangkiti penyakit yang sama?
Masalah terbesar dari game yang menggunakan tema film sebenarnya sederhana saja. Game tersebut hanya digunakan produsen film untuk menarik perhatian gamer untuk menonton filmnya. Akibatnya, kualitas game tersebut tidak diperhatikan. Selama mirip dengan filmnya, game tersebut dianggap sukses. Namun, pendapat gamer tentu tidak demikian. Hal yang paling dibenci para gamer adalah game yang dangkal, tidak niat dalam pembuatannya, dan cepat selesai. Apakah Anda rela membuang uang untuk game yang tidak dapat Anda nikmati?
Nah, untuk menentukan nasib game ini, Anda sebaiknya mengetahui terlebih dahulu mengenai berbagai feature yang akan ditemui dalam Battle Los Angeles. Pertama, cerita yang digunakan dalam game ini. Seperti yang telah dijabarkan di atas, game ini menggunakan tema yang sama dengan filmnya. Jadi, semua cerita yang ada di filmnya dapat Anda temukan dalam game ini. Namun, terdapat beberapa perubahan narasi untuk sedikit membedakan (atau menyederhanakan) game ini. Interval antara satu level dengan lainnya diisi dengan slideshow gambar tangan untuk menjelaskan cerita. Walaupun penggunaan gambar tersebut memberikan kesan yang segar dan berbeda, tetapi presentasinya kurang menarik. Kualitas gambarnya rendah dan aktor pengisi suara seringkali berlebihan dalam mengekspresikan cerita. Staff Sergeant Natz yang menjadi tokoh utama dalam film juga disuarakan dengan buruk. Dia selalu mengulang penggalan kata yang serupa dalam pertempuran hingga ke tahap mengganggu.

0 komentar:

Posting Komentar