Rabu, 04 Juli 2012

Relakah Anda Mengeluarkan 15 Juta Rupiah untuk Modern Warfare 3?



Apa yang membuat seorang gamer pantas mendapatkan predikat sebagai seorang gamer? Keahlian dan pengetahuan tentu menjadi standar penilaian yang paling kredibel untuk menentukan hal tersebut. Namun, apa jadinya jika gamer mulai mengembangkan perilaku yang tidak masuk akal, bahkan untuk kalangan gamer sendiri. Contoh paling nyata? Menghabiskan uang 15 juta rupiah atau USD untuk sebuah game yang bahkan tidak eksklusif.
Activision memang sempat kecolongan. Game FPS andalan mereka, Modern Warfare 3, tiba-tiba tersedia di toko retail sebelum tanggal rilis resmi. Banyak spekulan yang kemudian membeli game ini dan menjualnya kembali lewat situs lelang internet. Dengan basis fans yang cukup kuat di seluruh dunia, penawaran harga tinggi dengan iming-iming menjadi yang pertama memainkannya sudah dipastikan terjadi. Namun, siapa yang menyangka jika untuk sebuah edisi retail biasa, seorang gamer berani menawar harga hingga USD1.700/15 juta rupiah. Wow! Yang lebih mengenaskan? Ia menawarnya empat hari sebelum tanggal rilis resmi, sedangkan barang yang ia pesan membutuhkan waktu empat hari sebelum sampai di tangannya. Apa gunanya membeli sebuah game supermahal di saat orang lain bisa mendapatkannya dengan harga jauh lebih murah?

Tidak diketahui siapa identitas gamer yang berani menawar harga setinggi ini dan apakah ia benar-benar serius untuk membelinya. Jika Anda merasa USD1.700 sudah cukup terlampau tinggi untuk sebuah game yang bisa Anda dapatkan dengan harga ¼ nya, Anda sudah pasti belum pernah mengenal gamer yang satu ini. Tampaknya, ada banyak gamer di dunia yang melebihi ekstra uang untuk tidak hanya sekadar bermain game, tetapi juga hidup di dalamnya. Kisaran uang yang menurut kita besar menjadi tidak bernilai.
Bagaimana dengan Anda sendiri? Berapa jumlah uang maksimal yang Anda rela keluarkan untuk sebuah game?

0 komentar:

Posting Komentar